Diawali pada abad ke 19, dimana saat itu berkembang 2
teori dalam menjelaskan tingkah laku, yaitu:
Psikologi Fakultas dan Psikologi Asosiasi
A. Psikologi Fakultas
Psikologi fakultas adalah doktrin abad 19
tentang adanya kekuatan mental bawaan, menurut teori ini, kemampuan psikologi
terkotak-kotak dalam beberapa ‘fakultas’ yang meliputi: berpikir, merasa dan
berkeinginan. Fakultas ini terbagi lagi menjadi beberapa subfakultas: kita
mengingat melalui subfakultas memori, pembayangan melalui subfakultas imaginer, dan
sebagainya.
B. Psikologi Asosiasi
Bagian dari psikologi kontemporer abad 19 yang
mempercayai bahwa proses psikologi pada dasarnya adalah ‘asosiasi ide.’ Dimana
ide masuk melalui alat indera dan diasosiasikan berdasarkan
prinsip-prinsip tertentu seperti kemiripan, kontras, dan kedekatan.
Dalam perkembangan ilmu psikologi kemudian, ditandai
dengan berdirinya laboratorium psikologi oleh Wundt (1879) Pada saat
itu pengkajian psikologi didasarkan atas metode ilmiah (eksperimental) Juga mulai
diperkenalkan metode intropeksi, eksperimen, dsb. Beberapa sejarah yang patut
dicatat antara lain:
- F. Galton > merintis test psikologi.
- Charles Darwin > memulai melakukan komparasi dengan binatang.
- A. Mesmer > merintis penggunaan hipnosis
- Sigmund Freud > penggunaan katarsis
Psikologi sebagai ilmu pengetahuan
Walaupun sejak dulu telah ada pemikiran tentang ilmu
yang mempelajari manusia dalam kurun waktu bersamaan dengan adanya pemikiran
tentang ilmu yang mempelajari alam, akan tetapi karena kekompleksan dan
kedinamisan manusia untuk dipahami, maka psikologi baru tercipta sebagai ilmu
sejak akhir 1800-an yaitu sewaktu Wilhem Wundt mendirikan
laboratorium psikologi pertama didunia.
A. Laboratorium Wundt
Pada tahun 1879 Wilhem
Wundt mendirikan laboratorium Psikologi pertama di University of Leipzig, Jerman. Ditandai
oleh berdirinya laboratorium ini, maka metode ilmiah untuk lebih mamahami manusia telah ditemukan walau tidak terlalu memadai. dengan
berdirinya laboratorium ini pula, lengkaplah syarat psikologi untuk menjadi ilmu pengetahuan, sehingga tahun berdirinya laboratorium Wundt diakui
pula sebagai tanggal berdirinya psikologi sebagai ilmu pengetahuan.
B. Berdirinya Aliran Psikoanalisa
Semenjak tahun 1890an sampai kematiannya di 1939,
dokter berkebangsaan Austria bernama Sigmund Freud mengembangkan metode
psikoterapi yang dikenal dengan nama psikoanalisis. Pemahaman Freud tentang
pikiran didasarkan pada metode penafsiran, introspeksi, dan pengamatan klinis,
serta terfokus pada menyelesaikan konflik alam bawah sadar, ketegangan mental,
dan gangguan psikis lainnya.
C. Berdirinya Aliran Behavioris
D. Berdirinya Aliran Fenomenologis
Fungsi psikologi sebagai ilmu
Psikologi memiliki tiga fungsi sebagai ilmu yaitu:
a. Menjelaskan, yaitu mampu menjelaskan apa, bagaimana, dan mengapa
tingkah laku itu terjadi. Hasilnya penjelasan berupa deskripsi atau bahasan
yang bersifat deskriptif.
b. Memprediksikan, yaitu mampu meramalkan atau memprediksikan apa,
bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasil prediksi berupa prognosa, prediksi atau estimasi.
c. Pengendalian, yaitu mengendalikan tingkah laku sesuai dengan yang
diharapkan. Perwujudannya berupa tindakan yang
sifatnya prevensi atau
pencegahan, intervensi atau treatment serta rehabilitasi atau
perawatan.
Pendekatan Psikologi
Tingkah laku dapat dijelaskan dengan cara yang berbeda-beda, dalam
psikologi sedikitnya ada 5 cara pendekatan, yaitu :
A. Pendekatan neurobiologis
Tingkah laku manusia pada dasarnya dikendalikan oleh
aktivitas otak dan sistem syaraf. Pendekatan neurobiologis berupaya
mengaitkan perilaku yang terlihat dengan impuls listrik dan kimia yang
terjadi didalam tubuh serta menentukan proses
neurobiologi yang mendasari perilaku dan proses mental.
B. Pendekatan perilaku
Menurut pendekatan perilaku, pada dasarnya tingkah laku adalah respon atas stimulus yang datang. Secara sederhana dapat digambarkan dalam
model S – R atau suatu kaitan Stimulus – Respon. Ini berarti tingkah laku itu
seperti reflek tanpa kerja mental sama sekali. Pendekatan ini dipelopori oleh J.B. Watson kemudian
dikembangkan oleh banyak ahli, seperti B.F.Skinner, dan
melahirkan banyak sub-aliran.
C. Pendekatan kognitif
Pendekatan kognitif menekankan bahwa tingkah laku
adalah proses mental, dimana individu (organisme)
aktif dalam menangkap, menilai, membandingkan, dan menanggapi stimulus sebelum
melakukan reaksi. Individu menerima stimulus lalu melakukan proses mental
sebelum memberikan reaksi atas stimulus yang datang.
D. Pendekatan psikoanalisa
Pendekatan psikoanalisa
dikembangkan oleh Sigmund Freud. Ia meyakini bahwa kehidupan
individu sebagian besar dikuasai oleh alam bawah sadar. Sehingga tingkah laku banyak didasari oleh hal-hal yang tidak disadari,
seperti keinginan, impuls, atau dorongan. Keinginan atau dorongan yang ditekan akan tetap hidup
dalam alam bawah sadar dan sewaktu-waktu akan menuntut untuk dipuaskan.
E. Pendekatan fenomenologi
Pendekatan fenomenologi ini lebih
memperhatikan pada pengalaman subyektif individu
karena itu tingkah laku sangat dipengaruhi oleh pandangan individu terhadap
diri dan dunianya, konsep tentang dirinya, harga dirinya dan segala hal yang
menyangkut kesadaran atau aktualisasi dirinya. Ini berarti melihat tingkah laku seseorang selalu
dikaitkan dengan fenomena tentang dirinya.
Mengingat psikologi merupakan kajian ilmu yang luas, mempelajari perilaku manusia beserta segala atributnya, yang pada akhirnya sedikit banyak bersentuhan dengan bidang ilmu lain, misal biologi dan ilmu saraf pada perbatasannya dengan ilmu alam, sosiologi dan anthropologi pada perbatasannya dengan ilmu sosial, dan lain lain. Hal tersebut kemudian menyebabkan munculnya aliran psikologi baru yang dinamakan psikologi kontemporer.
Ada 6
pendekatan kontemporer dalam psikologi, antara lain tingkah
laku, psikodinamik, kognitif, ilmu saraf perilaku, psikologi evolusioner, dan
sosiokultural. Pengetahuan
akan pendekatan-pendekatan ini sangat penting, karena banyak perdebatan dan
kontoversi dalam ilmu psikologi mencerminkan perbedaan dalam perspektif para
peneliti
Melalui 6 pendekatan di atas kemudian muncul 3 pemikiran:
Meskipun psikologi terkadang dapat kelihatan terfokus
pada individual, umat manusia sangat bersifat sosial. Mereka membutuhkan orang
lain untu memuaskan keinginan serta kebutuhan mereka. Orang tua, guru,
rekan-rekan, teman-teman dan sahabat dalam hubungan dekat memainkan peranan
penting dalam kehidupan hubungan social kita.
2. Teori-teori dapat menolong kita untuk memahami
kelakuan manusia pada umumnya, tetapi masih terdapat variasi individu yang besar.
Tidak ada 2 kehidupan yang berjalan dengan cara yang sama. Teman kelas, orang
tua dan anak-anak, guru dan murid, sahabat dan cinta seterusnya menemukan perbedaan
mereka. Campuran gen-gen serta pengalaman anda tidak bisa diduplikasi
3. Perlu diperhatikan juga bahwa satu pendekatan tidak perlu
lebih baik dari yang lain. Beberapa pendekatan lebih berguna dalam beberapa
situasi dan pada waktu tertentu dalam perkembangan bidang ini.
· Pendekatan kelakuan
Pendekatan
kelakuan menekankan
pada studi ilmiah mengenai respon kelakuan yang dapat diamati dan
penentu-penentu lingungan mereka. dengan kata lain pendekatan kelakuan terfokus
pada interaksi dengan lingkungan yang dapat dilihat dan diukur. Teori
kognitif sosial menekankan bahwa kelakuan bukan hanya ditentukan oleh
kondisi lingkungan tetapi juga oleh bagaimana pemikiran-pemikiran memodifikasi
pengaruh lingkungan pada kelakuan.
· Pendekatan psikodinamik.
Pendekatan
psikodinamik menekankan pada pemikiran bawah sadar, konflik antara insting
biologi dan permintaan social dan pengalaman keluarga mula-mula. Pendekatan ini
menyatakan bahwa insting biologi yang tidak dipelajari, terutama seksualitas
dan impuls keagresifan, mempengaruhi cara seseorang berpikir.
· Pendekatan kognitif
Memfokuskan
pada proses mental yang terlibat dalam pengetahuan : bagaimana kita
melangsungan perhatian kita, melihat, mengingat, berpikir dan menyelesaikan
masalah.
· Pendekatan ilmu saraf kelakuan
Menekankan
bahwa otak dan system saraf adalah Menekankan bahwa otak dan
system saraf adalah hal sentral untuk memahami kelakuan, pemikiran, dan
emosi. Ahli ilmu saraf percaya bahwa pemikiran dan emosi memiliki dasar fisik
di dalam otak.
· Pendekatan Psikologi
Evolusioner
Pendekatan
psikologi evolusioner menekankan pada pentingnya tujuan fungsional dan daptasi
dalam menjelaskan mengapa kelaakuan terbentuk, termodifikasi dan bertahan. David Buss
menyatakan bahwa hanya sebuah evolusi yang membentuk fitur-fitur fisik kita
seperti bentuk tubuh dan tinggi. Evolusi juga secara tidak langsung
mempengaruhi bagaimana kita mengambil keputusan, seberapa agresif kita ,
ketakutan kita, dan pola perkawinan kita.
· Pendekatan sosiokultural
Pendekatan
sosiokultural menjelaskan sebuah cara dimana masyarakat dan budaya lingkungan
mempengaruhi kelakuan. Pendekatan sosiokulltural menyatakan bahwa pemahaman
penuh dari tingkah laku seseorang membutuhkan pengetahuan tentang konteks
lingkungan dimana kelakuan terjadi
Pendekatan positif untuk psikologi
Psikolog juga terkadang
berpikir bahwa psikologi terfokus terlalu banyak pada aspek negatif dari
kelakuan dan tidak terlalu banyak pada hal-hal positif. Psikologi
berkaitan tidak hanya pada aspek negatif, tetapi juga pada aspek positif dari kehidupan.
Salah satu
dari pergerakan ini (kemanusiaan) muncul dipertengahan abad ke-20, psikologi
positif mulai mendapatkan momentum pada awal abad ke-21 mari menyelidiki dua
pergerakan ini
1.
Pergerakan kemanusiaan
Menekankan pada kualitas-kualitas
positif seseorang, kapasitas untuk pertumbuhan positif, dan kebebasan untuk
memilih nasib. Psikolog humanistic menekankan bahwa seseorang memiliki
kemampuan untuk mengontrol hidup mereka dan menghindari manipulasi oleh
lingkungan.
2. Pergerakan psikologi positif
Secara kuat
menekankan pada pengalaman yang dinilai seseorang secara subjektif (seperti
kebahagiaan), sifat positif individu (kemampuan untuk mencintai), dan kelompok
positif serta nilai sipil. (seperti kemampuan merespon).
Topik utama yang diteliti pergerakan psikologi positif
yaitu :
- Pengalaman yang dapat dinilai seseorang secara subjektif seperti pengharapan, optimism, dan kebahagiaan
- Sifat positif individu seperti kemamuan mencintai, bekerja, kreatifitas, talenta,dan skill interpersonal.
- Kelompok positif dan nilaisipil seperi responsibilitas, belas kasih, tenggng rasa, jiwa social serta toleransi.